BENARKAH IMAM SYAFI’I MENCELA TASAWUF DAN PARA SUFI ?
oleh Imam Nawawi
Di kalangan para penganut Faham Wahabi terutama Salafi-nya, selalu
ngoceh di mana-mana, di radio, majalah, dan internet, bahwa menurut
mereka, Imam Syafi’i mencela ilmu tasawuf dan para Sufi (pelaku Ilmu
tasawuf). Benarkan Imam syafi’i berbuat demikain, atau itu cuma sekedar
salah paham akibat belajar ilmu dari sumber yang salah? Atau mungkin
bahkan hal itu sengaja dilontarkan untuk memfitnah ilmu tasawuf dan para
sufinya? Wallohu a’lam.
Di sini akan disajikan fakta-fakta
mengenmai permasalahan ini, semoga dengan FAKTA ini, tidak ada lagi yang
salah faham dengan maksud Imam Syafi’i yang tercatat dalam kitab
Manaqib Al Imam as-Syafi’i karya Imam Baihaqi. Dari buku ini jelas-jelas
terbukti bahwa beliau mencela itu ditujukan hanya kepada oknum sufi dan
bukan sufi yang sesungguhnya. Justru Iam Syafi’i juga terbukti memuji
kepada para sufi, begitlah fakta yang sebenarnya.
Memang di
beberapa tempat, Imam As Syafi’i telah memberi penilaian terhadap para
sufi. Dan yang sering dinukil dari perkataan beliau mengenai sufi
bersumber dari Manaqib Al Imam As Syafi’i yang ditulis oleh Imam Al
Baihaqi.
Di dalam kitab itu, Imam As Syafi’i menyatakan, “Kalau
seandainya seorang laki-laki mengamalkan tashawuf di awal siang, maka
tidak tidak sampai kepadanya dhuhur kecuali ia menjadi hamqa (kekurangan
akal).” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)
Beliau juga menyatakan: ”Aku tidak mengetahui seorang sufi yang
berakal, kecuali ia seorang Muslim yang khawwas.” (Al Manaqib Al Imam As
Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)
Beberapa pihak secara
tergesa-gesa menyimpulkan dari perkataan di atas bahwa Imam As Syafi’i
mencela seluruh penganut sufi. Padahal tidaklah demikian, Imam As
Syafi’i hanya mencela mereka yang menisbatkan kepada tashawuf namun
tidak benar-benar menjalankan ajaran ilmu tasawwuf tersebut.
Dalam hal ini, Imam Al Baihaqi menjelaskan,”Dan sesungguhnya yang dituju
dengan perkataan itu adalah siapa yang masuk kepada ajaran sufi namun
mencukupkan diri dengan sebutan daripada kandungannya, dan tulisan
daripada hakikatnya, dan ia meninggalkan usaha dan membebankan
kesusahannya kepada kaum Muslim, ia tidak perduli terhadap mereka serta
tidak mengindahkan hak-hak mereka, dan tidak menyibukkan diri dengan
ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau sifatkan di kesempatan lain.” (Al
Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/208)
Jelas,
dari penjelasan Imam Al Baihaqi di atas, yang dicela Imam As Syafi’i
adalah para sufi yang hanya sebatas pengakuan (sufi gadungan) yang tidak
mengamalkan ajaran sufi yang sesungguhnya.
Imam As Syafi’i juga
menyatakan: ”Seorang sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya 4
perkara, malas, suka makan, suka tidur dan berlebih-lebihan.” (Al
Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)
Imam Al
Baihaqi menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi’i tersebut,
”Sesungguhnya yang beliau ingin cela adalah siapa dari mereka yang
memiliki sifat ini. Adapun siapa yang bersih kesufiannya dengan
benar-benar tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, dan menggunakan adab
syari’ah dalam muamalahnya kepada Allah Azza wa Jalla dalam beribadah
serta mummalah mereka dengan manusia dalam pergaulan, maka telah
dikisahkan dari beliau (Imam As Syafi’i) bahwa beliau bergaul dengan
mereka dan mengambil (ilmu) dari mereka. (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i
li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)
Kemudian Imam Al Baihaqi
menyebutkan satu riwayat, bahwa Imam As Syafi’i pernah mengatakan, ”Aku
telah bersahabat dengan para sufi selama sepuluh tahun, aku tidak
memperoleh dari mereka kecuali dua huruf ini,”Waktu adalah pedang” dan
“Termasuk kemaksuman, engkau tidak mampu” (maksudnya, sesungguhnya
manusia lebih cenderung berbuat dosa, namun Allah menghalangi, maka
manusia tidak mampu melakukannya... :)